Powered By Blogger

Lalu Fadlurrahman

Minggu, 23 Maret 2008

Dukung pemerintah blokir situs-situs porno di internet

Minggu, 23 Maret 2008 | 22:07 WIB

JAKARTA, MINGGU--Rencana pemerintah RI untuk memberangus situs-situs porno telah bulat. Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyatakan April 2008 mendatang situs tersebut akan diblokir.
------------------------------------------------------------------------------------------
Itulah kutipan berita dalam harian Kompas, Minggu, 23 Maret 2008. Memang benar, banyaknya situs-situs porno di internet telah meresahkan semua kalangan. Internet yang menjadi sumber informasi tercepat karena bersifat 'online' telah melenceng dari rel sebenarnya. Masyarakat bisa mengakses apapun dan dimanapun mereka berada, so...easily. Parahnya banyak pihak yang nge_net cuma lihat hal-hal yang bersifat pornografi maupun pornoaksi. Di samping itu semakin banyaknya provider penyedia layanan 'porno' turut memperparah keadaan ini. Oleh karaena itu perlu penertiban dari pihak yang mempunyai hak otoritas (Departemen Komunikasi dan Informasi) untuk menyelamatkan generasi indonesia dari hal-hal yang berbau 'parno' (Baca; porno). Jangan sampai Indonesia yang menjunjung tinngi budaya ketimuran diberi label Negara terporno di dunia seperti Rusia. Jadi...tunggu apa lagi Go...GO...GO buat DEPKOMINFO! Kami rakyat Indonesia menunggu realisasi penertiban situs-situs peracun bangsa.

NB: Bersiaplah untuk tidak lagi menikmati tayangan di bawah ini pada April 2008, SEMOGA!

zwani.com myspace graphic comments
Myspace Animated Graphics

Jumat, 21 Maret 2008

Ngomentarin "Ayat-ayat cinta"_nya El_Shirazy



Luar biasa memang antusiasme masyarakat Indonesia dalam menyambut salah satu novel Habiburrahman El_Shirazy; "Ayat-ayat cinta". Banyak yang mengatakan novel itu merupakan karya terbaik anak bangsa. Mulai dari para remaja, orang tua sampai anak-anak pun sibuk membicarakan novel yang fenomenal itu. Dalam novelnya tersebut El_Shirazy berhasil mengajak pembacanya seolah-olah berada dalam setting novel tersebut, Mesir. Deskripsi yang apik dan akurat mampu menggambarkan suasana Mesir yang sesungguhnya. Mulai dari cuaca, kebiasaan, perilaku sampai budaya Mesir talah digambarkan El_Shirazy dan itu mendekati sempurna. Namun penulis menilai ada dua hal kekurangan yang seandainya saja tidak ada dalam novel tersebut, kesempurnaan mungkin bisa dicapai (Setidak-tidaknya). Dan yang bertanggung jawab atas hal ini tentu saja adalah sang penulis, Habiburrahman El_Shirazy. here they are:

1.Adanya inkonsistensi karakter Fahri
Setelah kita diperkenalkan dengan karakter Fahri yang mungkin jarang dalam dunia kontemporer saat ini, Fahri yang sopan, santun, ramah, mudah bergaul, taat beribadah, memiliki iman tegangan tinggi, jujur, sholeh...(Pokoknya sifat-sifat yang baik di dunia ini dimiliki oleh si fahri). tapi coba kita lihat salah satu scene waktu fahri ingin membeli hadiah ulah tahun mamanya Maria, Madam nahed. Tanpa sengaja Fahri melihat boneka-boneka yang ramai dijual di pasar itu. Timbullah niat untuk membeli boneka-boneka itu untuk keponakan-keponakan Aisha, anaknya paman Erbakan. Demi memperoleh harga yang murah, Fahri rela berbohong dengan mengaku dirinya cucu salah satu komedian legendaris Mesir seraya meniru mimik wajah sang legenda. Fahri berhasil menghibur si penjual dan mendapatkan harga yang lebih murah dari biasanya. Disinilah letak inkonsistensi karakter Fahri sebagai orang yang nyaris sempurna. Okelah ketika dia berbohong kepada Bahadur tentang keberadan noura demi keselamatan banyak orang termasuk dirinya. Tetapi apakah bijak seorang Fahri ketika berbohong demi mendapatkan harga barang yang lebih murah?. El_Shirazy secara tidak langsung membunuh karakter tokoh utamanya sendiri dalam novel Ayat-Ayat Cintan nya.

2.Ketidaklogisan demi meloloskan alur cerita
Mungkin anda masih ingat ketika Fahri dipenjara lantaran dituduh memperkosa Noura. Demi menyelamatkan tokoh utamanya dari tiang gantungan, El_Shirazy terlalu memaksakan adanya relasi antara paman Erbakan dengan salah seorang pejabat intelejen negara seraya meminta bantuan untuk membantu kasus Fahri sendiri. Penulis merasa untuk mengenal orang intelejen sangatlah sulit karena biasanya negara sendiri merahasiakan identitas mereka ke publik. Bahkan ada beberapa anggota keluarga mereka sama sekali tidak tahu kalau salah satu keluarga mereka bekerja sebagai seorang intelejen negara. Parahnya El_Shirazy terlalu memaksakan hal ini demi menyalamatkan alur cerita dalam Novel Ayat-Ayat cinta.

3.Adanya missing story
Ya...El_Shirazy juga tidak menindak lanjuti salah satu adegan ketika keluarga Maria mengundang mereka (Fahri cs) untuk makan malam di Cleopatra Restaurant di dekat sungai Nil. Fahri nyeletuk,"kalu lagi seneng, ingat-ingat teman yang lainnya, tolong sms Misbah juga". Namun sungguh sayang tidak dijelaskan mengapa Misbah tidak ikut mereka pada acara makan malam tersebut.

Secara keseluruhan memang novel Ayat-Ayat Cinta memang menarik. Terbukti dengan antusisme para pembaca di seluruh Indonesia. Tak ada gading yang tak retak....memang apapun itu, selama masih di dunia tidak ada sesuatu pun yang sempurna. tidak terkecuali Yat-ayat Cinta. Cherio...

Jumat, 14 Maret 2008

Uang dan Cermin



Aku ingat sebuah cerita tentang dua orang sahabat yang melakukan perjalanan jauh. Di tengah perjalanan salah seorang dari mereka jatuh tersungkur karaena tersandung sebuah akar pohon beringin. Seketika itu juga darah segar mengalir dari lutut kirinya. Tanpa di perinta, salah seorang dari mari mereka langsung menyobek baju yang dikenakannya. Seraya mengikatkan sobekan baju tadi ke lutut yang terluka. Tiba-tiba saja si yang terluka menangis deras dan air matanya mengalir bak air bah yang datang tiba-tiba. Melihat si yang terluka menangis kontan saja temannya meminta maaf. Dia berfikir mungkin ikatannya terlalu kuat sehingga menambah rasa sakit yang diderita. Mendengar permintaan maaf temannya, dipeluknya erat-erat tubuh temannya seraya berkata;
"Tidak wahai temanku...sungguh tiada sakit yang aku rasakan. Aku menangis karena ketulusan hatimu sobat. Tanpa pikir panjang kau rela menyobek bajumu demi luka kecil yang sungguh tidak pantas mendapat perlakuan istimewa dari bajumu. Akulah yang seharusnya meminta maaf teman..."
Betapa lega hatinya ketika mendengar pengakuan temannya yang terluka tadi. Tanpa basa-basi dia segera memapah temannya yang terluka seraya berkata,"Marilah kita teruskan perjalanan kita yang masih jauh sobat."Dia menurut dan segera meneruskan perjalanan. dari kejauhan terlihat salah satu dari mereka berjalan terpincang-pincang sambil meletakkan salah satu tangannya di bahu salah satu temannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah...begitulah kesetiakawanan ibarat satu mata uang yang utuh walaupun kedua sisinya berbeda. Justru ketika salah satu sisinya terpisah dari yang lainnya, dia sama sekali tidak berharga. Bagaimana dengan pengkhianat?. Pengkhianat ibarat cermin yang hanya memiliki satu sisi saja. Seringkali dia menawarkan hal-hal yang kelihatan nyata...padahal semuanya itu semu belaka. Seorang pengkhianat tidak akan pernah mempunyai teman seperti cermin dengan dua sisi yang selalu hidup sendiri.Cherio...!

Rabu, 12 Maret 2008

It's My ife...(PART TWO)



Kini...usiaku sudah menginjak lima tahun. aku diperkenalkan dengan lingkugan yang sangat asing dan tidak pernah aku alami sebelumnya. aku mulai bangun pagi dan harus memakai baju dan celana yang sama dengan teman-temanku di sini. Tempat yang kemudian aku kenal dengan sebutan sekolah. Tidak terlalu banyak yang aku ingat di sini, yang jelas ibunda tercinta mengajar di Taman Kanak-Kanak ini. Namanya sekolah TK Dharma Wanita Wanasaba. berlokasi di desa tampat tinggalku sendiri. Pada tahun 1994, aku melanjutkan pendidikanku ke Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan nomor 01 Wanasaba. Aku mulai paham bahwa aku berbeda dari perempuan lainnya, baik dari segi fisik maupun tingkah laku. Di sinilah aku mulai merasakan ketertarikan dengan lawan dari jenisku sendiri. Aku sudah mulai bisa berserikat dalam skala kecil dengan membentuk teman bermain. Kata orang, aku begitu nakal dan sulit atur, Ayahku sering memperingatkanku. Kalau sudah kelewat batas, ayah memukulku sampai menangis. Tapi toh itu tidak membuatku jera, aku terus berpetualang dengan kenakalan kecilku karena aku begitu menikmatinya. sangat menikmatinya bahkan. Sampai-sampai aku berfikir mengapa mereka melarang kesenangan orang lain. Sekarang Aku baru menyadari bahwa setiap kehidupan sosial mempunyai norma yang harus dijunjung tinggi oleh masyarakat di lingkungan sosial itu sendiri. Pastas saja mereka marah, aku telah melanggar salah satu norma sosial mereka, He..he..he!. Pada tahun 2000 petualangan hidupku mulai berlanjut dengan memasuki babak baru dalam pendidikanku. Aku di terima di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Wanasaba. Dan satu hal yang tidak akan pernah aku lupakan. Tidak akan pernah. Di sinilah untuk pertama kalinya aku merasakan getaran-getaran cinta terhadap seorang wanita. Dialah alasan mengapa aku selalu selalu bersemangat ketika pergi ke sekolah. Sebut saja E,miss E. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku selalu takut dan gemetar ketika berhadapan dengan dirinya. Entah magnet apa yang dimilikinya, tidak adik kelas..tidak kakak kelas..tidak aku, semua bertekuk lutut dihadapannya. Dia menjadi kembang sekolah(Mengadaptasi istilah kembang desa) dan selalu menjadi pusat perhatian. Dia masuk sebagai anggota team basket putri di sekolah. Pesonanya semakin tertebar ketika dia bertanding di sekolah. Aku sama sekali tidak pernah berniat menonton pertandingannya, alasan aku di sana adalah karena dia, dia..miss E. Pada waktu kelas dua aku bertekad bulat untuk mencari sebuah kepastian. Dengan sebuah keberanian yang besar(sebenarnya ga terlalu besar-besar amat sih)yang telah aku kumpulkan selama bertahun-tahun, Akhirnya aku nyatakan cintaku kepadanya melalui sebuah surat cinta. Harus aku akui tulisanku pada surat itu sungguh jelek sekali untuk sebuah surat cinta kalau tidak bisa dibilang parah. Pernah ada niat untuk meminta bantuan seorang teman untuk menuliskannya, tapi aku urungkan niatku, aku takut hal ini akn menjadi berita besar di sekolah. kalau diterima mungkin tidak apalah. Tapi bagaimana kalau aku ditolak!. aku bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada diriku. Dengan mengucap Basmalah, tibalah hari yang menentukan ini. Aku teringat "Super Tuesday" di Amerika serikat, Ketika Senator Illinois Barack Obama bertarung dengan Senator New york Hillary Clinton dalam bagian dari perebutan tiket menuju Pemilu Presiden 2008 di Amerika Serikat. Kira-kira situasi yang aku hadapi saat itu sama dengan Obama dan Hillary. Sungguh menegangkan. Dengan tersipu malu aku serahkan surat tak beramplop itu kepadanya. Diapun menerimanya dengan penuh tanda tanya. Selama jam pelajaran aku tidak mampu sedikitpun memalingkan mataku kepadanya, seakan-akan kepalaku sudah dicor dengan cor listrik bertegangan tinggi. Aku tidak sanggup menggerakkan kepalaku sedikitpun. Keesokan harinya aku menerima balasan dari surat yang aku berikan kepada miss E kemarin. Hari yang sama-sama menegangkan seperti kemarin, malahan lebih menegangkan. Ku pegang erat-erat surat itu dan berlari pulang sekencang-kencangnya menuju rumah. Ku buka surat itu dengan perasan senang bercampur cemas. Dengan perlahan-lahan ku baca kalimat demi kalimat. Ku perhatikan setiap detail-detail tanda baca surat itu sampai mataku terhenti pada satu kata yang merupakan inti dari surat tersebut. Tidak perlu membaca ulang untuk mencari gagasan utama seperti yang diajarkan para guru-guru di sekolah. "Maaf aku belum bisa", kira-kira begitulah isi surat itu. Aku rasa aku cukup cerdas untuk untuk mengerti makna surat itu. Yah...aku ditolaknya, tapi paling tidak aku sudah berani mengungkapkan perasaan dan isi hatiku pada makhluk yang gemar mengusung tema feminisme dalam setiap langkah hidup mereka. Walaupun demikian aku sedikit menyesal juga telah melakukannya, kejadian yang membuat kepercayan diriku hancur luluh seketika terutama ketika berhadapan dengan kaum mereka. "Kurang ajar", umpatku. Sungguh tega dirinya menolak diriku di saat pengalaman pertamaku. Dia hanya mau berteman dengan aku. Sejak itu aku malu sekali bertemu dengan dirinya, begitu juga dia, mungkin. Setelah menamatkan pendidikan di sekolah itu aku tidak pernah mendengar kabar darinya. Aku juga mengharapkan hal itu. Aku ingin mengubur dalam-dalam kenangan pahit itu. Namu aku tetap menyimpan surat balasan darinya. Eh...sudah ya, aku penat sekali nich!. Tunggu ceritaku selanjutnya di It's My Life PART THREE yach...! See ya...(To Be Continued)

Minggu, 09 Maret 2008

It's my Life...(PART ONE)


Kisahku dimulai ketika seorang bayi dilahirkan di sebuah desa kecil bernama Wanasaba.Banyak yang mengira nama itu merupakan merupakan nama salah satu daerah di Jawa Tengah.Meraka salah.Sebenaranya Wanasaba terletak di daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.Sebuah desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.Dan mungkin saja sampai sekarang.Entahlah...!.Tepat ketika tanggal 21 September 1987 aku mulai mengucapakan salam kepada dunia dengan tangisku.Dengan penuh peluh seorang ibu yang bernama Baiq Ridwah(aku tahu nama itu sejak kapan...entahlah)menarik nafas penuh kelegaan setelah berjuang keras selama kurang lebih dua jam melahirkanku. Suami beliau yang bernama Lalu Zaenul hamdi berdoa penuh harap cemas menunggu kelahiran anak kedua mereka.Oh ya...aku anak kedua dari lima bersaudara. Dengan penuh hati-hati sang bapak mulai mengambilku dari seorang bidan yang membantu proses persalinan. Kata-kata dua kalimat syahadat mulai didengungkan secara berturut-turut mulai dari telinga kanan dan telinga kiriku. Sejak saat itu aku secara resmi sudah melakukan transaksi dengan Tuhan.Aku memanggil_NYA dengan sebutan Allah, DIA memanggilku dengan sebutan Muslim.Ya...aku seorang Muslim(Panggilan bagi siapa saja yang menganut agama Islam).Aku bersyukur menjadi seorang muslim bukan karena orang tuaku.Aku baru mulai menyadarinya. Islam memberikan solusi dari setiap permasalahan hidupku. ketika sebuah agama tidak pernah memberikan solusi dan ketenangan hidup bagi penganutnya, agama tersebut tidak layak disebut agama. Tetapi aku menemukannya dalam Islam. Islam telah memberikan ketenangan hidup dan pengalaman spiritual yang sulit untuk dijelaskan. Mungkin karena bagi setiap orang, pengalaman spiritual mereka berbeda-beda.Oke...aku kembali ke kisahku: Sejak kecil aku sulit membedakan antara perempuan dan laki-laki, pada awalnya aku kira semua manusia itu sama. hal ini mungkin karena faktor lingkungan sosialku. aku jarang sekali keluar rumah sehingga kesempatan bersosialisasi dengan orang di sekitarku sungguh atau hampir tidak pernah kulakukan. Masa kecilku tidak terlalu indah. Namun untuk privacy sebagian orang, aku tidak akan mengupas tuntas pengalaman kala itu. Cukup aku dan sebagian orang itu sajalah yang mengetahui. Akan aku simpan dalam memoriku yang paling dalam sehingga tidak mungkin bagi orang lain untuk menggapainya. Sudahlah pikirku. Eh...aku juga pernah menderita penyakit "Paru=Paru Basah" sejak umur dua tahun. penyakit itu mulai menggerogoti badanku, tak ayal tubuhku kala itu ibarat tulang tak berdaging. Orang-tuaku bingung harus kemana. Berada di tengah-tengah himpitan ekonomi dan kurang tersedianya fasilitas kesehatan kala itu membuat mereka harus memeras otak dan tenaga. Segala usaha telah mereka tempuh demi kesembuhanku. Pada akhirnya mereka menyerahkan segala keputusan kepada Allah melalui perantara para dokter yang mengoperasiku. Alhamdulillah akupun sembuh dan penyakit itu tidak pernah lagi bercokol di tubuhku, setidaknya itu yang kurasakan sampai sekarang. Tidah terhitung lagi berapa banyak biaya dan tenaga yang mereka habiskan...hanya untukku. Ketika mengingat hal itu, aku tak kuasa menahan diriku. Laki-laki yang terkenal dengan watak kerasnya, mau menang sendiri,anti kesedihan...,asumsi-asumsi itu hancur luluh seketika aku mengingat peristiwa itu. Tuhan...anak macam apakah aku ini..? ketika banyaknya fenomena sosial yang terjadi, seorang ibu tega mencekik leher anaknya, ayah yang membunuh anak kandungnya sendiri, orang tua yang menelantarkann anaknya sampai mati kelaparan. Apakah bukti-bukti itu tidak cukup membuatku sadar dan bersyukur betapa beruntungnya aku dilahirkan dari rahim seorang malaikat yang berwujud manusia. Ibu...Ayah...terimalah segala maafku. Apa yang harus aku lakukan dan berikan untuk membayar segala hutang-hutangku. Walaupun aku tahu kalian wahai "calon penghuni surga" tidak akan pernah menuntut hal itu sampai kapanpun. Pada suatu hari nanti aku bertekad akan membayarnya walaupun aku sadari sekarang aku belum mampu melakukannya. Biarlah air mata yang menetes pada saat aku menulis bagian ini, menjadi bukti bahwa sesungguhnya aku sangat mencintai kalian, walaupun aku tidak pernah mengucapkannya dengan kata-kata. Terima kasih aku ucapkan buat kalian, inspirasi dalam setiap langkah hidupku.....(To Be Continued)